Menjulang megah di Pulau Ternate, Maluku Utara, Gunung Gamalama adalah simbol geografis, sejarah, dan budaya masyarakat setempat. Dengan ketinggian mencapai 1.715 meter di atas permukaan laut, Gamalama adalah gunung berapi aktif yang telah meletus puluhan kali sepanjang sejarah. Letaknya yang strategis di tengah kota Ternate menjadikan Gamalama bukan hanya objek wisata dan pendakian, tapi juga bagian tak terpisahkan dari identitas pulau rempah yang legendaris ini.
Meski dikenal karena aktivitas vulkaniknya, Gunung Gamalama juga memikat dengan keindahan alam, hutan tropis, udara sejuk, dan panorama laut dari ketinggian. Ia merupakan perpaduan menawan antara bahaya dan keindahan yang menantang, sekaligus mempesona.
Sejarah Letusan dan Aktivitas Vulkanik
Gamalama termasuk gunung api stratovolcano yang aktif hingga kini. Tercatat lebih dari 60 kali mengalami erupsi sejak abad ke-16, termasuk letusan besar pada tahun 1775 dan beberapa letusan signifikan di abad ke-20 dan ke-21, seperti tahun 1994, 2011, dan 2014.
Letusan gunung ini sering memengaruhi kehidupan masyarakat kota Ternate karena jaraknya yang sangat dekat dengan pemukiman. Namun, masyarakat lokal telah terbiasa hidup berdampingan dengan gunung ini—dengan kewaspadaan dan kearifan tradisional.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) secara rutin memantau aktivitas Gunung Gamalama, dan wisatawan wajib memperhatikan status gunung sebelum mendaki.
Jalur Pendakian dan Keindahan Alam
Pendakian Gunung Gamalama biasanya dimulai dari Kampung Moya atau Kelurahan Marikurubu, yang hanya berjarak beberapa kilometer dari pusat Kota Ternate. Jalur ini memerlukan waktu sekitar 5–7 jam untuk mencapai puncak, tergantung kondisi fisik dan cuaca.
Sepanjang perjalanan, pendaki akan melewati:
-
Hutan hujan tropis yang lebat dan sejuk.
-
Ladang pala dan cengkeh—komoditas utama Ternate sejak zaman kolonial.
-
Medan berpasir dan berbatu saat mendekati puncak.
-
Kawah aktif dengan aroma belerang yang khas.
Di puncaknya, terbentang pemandangan spektakuler ke arah Laut Halmahera, Pulau Tidore, Maitara, dan bahkan Pulau Hiri di kejauhan. Saat matahari terbit atau terbenam, pemandangan dari puncak Gamalama sungguh luar biasa dan tak terlupakan.
Gunung dan Budaya Ternate
Gamalama tidak hanya penting secara geologis, tetapi juga memiliki makna spiritual dan budaya bagi masyarakat Ternate. Dalam tradisi lokal, gunung ini dianggap sebagai “penjaga pulau”, dan dipercaya memiliki kekuatan mistis.
Setiap tahun, masyarakat Ternate mengadakan Ritual Kololi Kie, sebuah tradisi adat mengelilingi Gunung Gamalama sebagai bentuk penghormatan dan permohonan keselamatan. Ritual ini merupakan wujud kearifan lokal dalam menjaga harmoni antara manusia dan alam.
Selain itu, gunung ini juga menginspirasi banyak cerita rakyat, syair, dan lagu tradisional Maluku Utara.
Tips Pendakian Gunung Gamalama
-
Cek status aktivitas gunung terlebih dahulu melalui PVMBG atau pos pengamatan.
-
Gunakan pemandu lokal, terutama bagi pendaki pertama kali.
-
Kenakan pakaian yang ringan namun hangat, karena suhu di puncak bisa dingin.
-
Bawa masker atau buff, karena debu vulkanik dan gas belerang bisa menyengat.
-
Jangan merusak atau membuang sampah di sepanjang jalur pendakian.
Akses dan Fasilitas
Pulau Ternate mudah diakses melalui penerbangan langsung dari Makassar, Manado, atau Jakarta. Setibanya di Bandara Sultan Babullah, wisatawan hanya perlu menempuh perjalanan singkat ke titik awal pendakian.
Kota Ternate juga menyediakan beragam akomodasi, kuliner lokal (seperti ikan bakar dan papeda), serta situs bersejarah seperti Benteng Tolukko, Benteng Oranje, dan Danau Tolire yang bisa dikunjungi sebelum atau sesudah mendaki.
Kesimpulan:
Gunung Gamalama adalah gunung yang bukan sekadar lanskap, tetapi juga jiwa dari Pulau Ternate. Ia mencerminkan keindahan tropis yang agung, sejarah panjang yang heroik, dan kekuatan alam yang terus hidup. Bagi pendaki, peneliti, maupun wisatawan pencinta budaya, menjelajahi Gamalama adalah menyelami harmoni antara manusia, alam, dan sejarah di tanah rempah yang legendaris. Gunung ini bukan hanya untuk ditaklukkan, tetapi untuk dihormati dan dipelajari.
Tinggalkan Balasan